![]() |
“Saya mau memperbaiki PNUP,
memperbaiki dalam arti meningkatkan kapasitas. 10 tahun terakhir ini, PNUP
bergeser ke peringkat 15 besar dari 44 Politeknik Negeri di Indonesia. Tentu
saja terjadi degradasi dari periode sebelumnya,” ucap Anshar saat diwawancarai
di ruang kerja direktur. Anshar juga membandingkan peringkat PNUP dengan
Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ataupun Politeknik Negeri Medan.
“Peringkat 12 ini termasuk rendah dengan kapasitas mahasiswa yang sama,”
tambahnya.
Komponen
yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi Indonesia mencakup lima
komponen utama, yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencakup
persentase jumlah dosen berpendidikan S3, kualitas kelembagaan yang mencakup
akreditasi institusi atau program studi, kualitas kegiatan kemahasiswaan yang
mencakup kinerja kemahasiswaan, kualitas penelitian dan pengabdian pada
masyarakat, dan kualitas inovasi yang mencakup kinerja inovasi.
Menjelang suksesi kepemimpinan
direktur baru di ‘kampus hitam’ ini, Anshar telah menyusun program kerja yang akan
dicapai untuk satu periode kepengurusan atau empat tahun menjabat sebagai
direktur PNUP. Anshar menginginkan peringkat PNUP naik ke 3 besar Politeknik
Negeri terbaik di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, direktur PNUP akan memperbaiki
SDM, memperbaiki kelembagaan, memperbaiki kualitas mahasiswa, meningkatkan
kerja sama dengan pihak industri maupun instansi pemerintah, dan daya serap mahasiswa
baru yang akan ditingkatkan dari 1100 menjadi 2000 tiap tahun.
Selain
itu, ada beberapa program-program khusus yang akan dijalankan oleh direktur
baru PNUP. Program tersebut terdiri dari target jangka pendek yang akan
diselesaikan Anshar untuk satu tahun ke depan, yaitu pembenahan kampus 1 dengan
membuat dua jalur yang terdiri dari jalur masuk dan keluar kendaraan,
pembenahan kantin dan koperasi, pembenahan ruang kelas, pembenahan rektorat,
dan pembenahan kampus 2, serta keluaran mahasiswa PNUP dapat diterima di seluruh
pekerjaan.
Sedangkan,
untuk target jangka panjang yang akan dilakukan oleh Anshar ialah pembenahan
kampus 2. “Saya
targetkan rusunawa akan dibangun di sana sampai tahun 2022 di akhir periode
saya, teknik kimia sudah selesai, teknik mesin dan sipil menyusul, auditorium akan
dibenahi untuk digunakan wisuda. Sedangkan untuk kampus 1 ini, saya ingin ‘mempercantik’
jika kita lihat dari depan, enak dipandang. Jadi, target per tahun dan
empat tahun ke depan ini semua sudah direncanakan sesuai dengan visi misi
saya,” jelas Anshar.
Menyinggung soal pembangunan kampus
2, ia menyatakan seluruh pihak di PNUP harus mandiri dengan menjadikan kampus
sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Menurutnya, pemerintah sudah tidak dapat
mendukung penuh pembangunan kampus 2 karena fokus pemerintah saat ini ada pada
pengembangan infrastruktur. Demi merealisasikan pembangunan kampus 2, ia
mengatakan akan mengupayakan dana yang telah ada.
Untuk mencapai visi, misi, dan
program kerja yang akan dilakukan selama empat tahun ke depan, berbagai upaya
telah direncanakan, seperti pengembangan SDM, peningkatan sertifikasi
kompetensi di bidang masing-masing, dan peminimalisiran masa tunggu mahasiswa
dalam menyelesaikan studinya. Upaya pengembangan program studi juga akan
dilakukan dengan melakukan peraturan on/off
pada program studi. Menurutnya, program studi akan dijalankan sesuai kebutuhan.
Lagi-lagi Masalah Akreditasi
Dari Dua Puluh Lebih Program Studi
di PNUP, Hanya Dua Berakreditasi A

Berdasarkan PERMEN Nomor 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. Akreditasi Program Studi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi. Akreditasi Perguruan Tinggi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Perguruan Tinggi.
Sebagai Direktur baru PNUP, Anshar
mempunyai tugas yang sangat besar untuk memajukan PNUP menjadi lebih baik.
Salah satunya mengenai akreditasi perguruan tinggi, PNUP berhasil meraih
akreditasi institusi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
pada tanggal 29 Desember 2015. Sedangkan, program studi PNUP sampai saat ini
terbilang hanya dua program studi dengan akreditasi A dari 24 program studi dan
program studi baru. Program studi yang mempunyai akreditasi A adalah D4
Akuntansi Manajerial dan D3 Konversi Energi.
Akreditasi sendiri merupakan
pengakuan badan mandiri di luar perguruan tinggi terhadap mutu dan kelayakan
perguruan tinggi atau program studi dalam melaksanakan program pendidikan dan
mutu lulusan yang dihasilkan. BAN-PT selaku badan yang melakukan penilaian dan
telah mendapat pengakuan dari pemerintah, memberikan nilai akreditasi
berdasarkan proses dan kinerja serta keterkaitan antara tujuan, masukan, proses,
dan keluaran perguruan tinggi atau program studi. Ketentuan akreditasi bagi
perguruan tinggi dan program studi juga telah dicantumkan melalui Undang-Undang
No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Akreditasi kampus maupun program
studi tentunya menjadi syarat yang penting bagi alumni PNUP dalam hal pengajuan
lamaran kerja di suatu perusahaan. Hal ini disampaikan oleh beberapa alumni
PNUP saat diwawancarai tentang seberapa penting akreditasi kampus maupun
program studi saat mengajukan lamaran kerja.
Salah satu alumni prodi D3 Teknik
Kimia, Irmawati S menuturkan bahwa akreditasi kampus sangat berpengaruh
terhadap mahasiswa yang akan melamar kerja di suatu instansi. “Karena
perusahaan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Perusahaan Listrik Negara (PLN), pabrik pertambangan, dan lainnya
memasukkan persyaratan akreditasi kampus sebagai syarat diterimanya karyawan,”
tuturnya.
Pernyataan yang sama diungkapkan
oleh Muh. Asyraf, alumni PNUP prodi D3 Teknik Kimia. “Akreditasi
kampus adalah suatu hal yang sangat penting, khususnya di dunia kerja. Bagi
mahasiswa yang baru lulus, hal tersebut merupakan poin lebih ketika kita ingin
mendaftar di perusahaan yang kita targetkan. Hal tersebut dapat dilihat dari
persyaratan pendaftaran kerja seperti akreditasi kampus,” ungkap Asyraf. Sedangkan Anugerah,
alumni D4 Administrasi Niaga menganggap bahwa akreditasi menunjang sebesar 85%.
“Jika dipersentasikan, akreditasi kampus menunjang 85%, itupun hanya dari segi
kelengkapan berkas saja,” tuturnya.
PR
direktur baru bukan hanya dari segi visi dan misi kementerian yang menjadi
landasan untuk menyusun program kerja. Akreditasi kampus dan program studi
merupakan hal penting yang harus direalisasikan oleh direktur baru PNUP untuk
mencapai targetnya masuk ke peringkat 3 besar Politeknik Negeri terbaik di
Indonesia. “Kalau perlu ke depan tidak ada alumni PNUP yang menunggu lapangan
kerja. Tapi sebelum selesai, industri sudah masuk meminta tenaga kerja dari
kita,” tegas Anshar.
Banyak hal yang dijanjikan oleh
Anshar sebagai direktur baru PNUP. Menanggapi hal tersebut, Hadi Irawan selaku
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyampaikan pendapatnya mengenai kinerja
direktur baru dan jajarannya selama beberapa bulan ini. “Kalau pendapat saya
pribadi tentang direktur dan jajarannya, sampai saat ini lumayan bagus.
Direktur sering menganalisa secara langsung apa saja kendala atau permasalahan
yang ada di kampus,” ungkap Hadi. Hadi memberi contoh seperti lampu di Pusat
Kegiatan Mahasiswa (PKM), direktur secara langsung turun meninjau keadaan lampu
di PKM.
Harapan Hadi kedepannya kepada
pimpinan baru agar hubungan antara pimpinan perguruan tinggi dengan sivitas
akademika tidak didasarkan pada hubungan atasan dan bahawan, tetapi berdasarkan
kemitraan. “Sebenarnya prinsip seperti ini sudah harus dipahami oleh kita
bersama, demi terciptanya hubungan yang harmonis antar mahasiswa dan para
pimpinan perguruan tinggi,” tutupnya. [281/276/280]
0 komentar:
Posting Komentar